Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di SMK PGRI 2 Ponorogo
Hari Jumat, 19 September 2025 menjadi salah satu momen yang penuh berkah bagi seluruh keluarga besar SMK PGRI 2 Ponorogo. Sejak pagi, suasana sekolah sudah berbeda dari biasanya. Lapangan yang biasanya digunakan untuk kegiatan olahraga dan upacara, kali ini disulap menjadi tempat berkumpul ribuan siswa, guru, dan tenaga kependidikan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H / 2025 M. Acara ini tidak hanya menjadi agenda rutin tahunan, tetapi juga wadah untuk memperkuat nilai spiritual, menumbuhkan kecintaan kepada Rasulullah SAW, sekaligus mempererat kebersamaan antara siswa dan guru. Sebagai salah satu peserta, saya merasa momen ini begitu spesial karena bisa belajar langsung dari kisah keteladanan Nabi sekaligus merasakan kebersamaan yang sulit ditemukan di luar kegiatan seperti ini.

Suasana Pagi yang Penuh Semangat
Sejak pukul 07.00 WIB, siswa-siswi mulai berdatangan. Mereka memakai busana muslim rapi: siswa putra dengan baju koko krem dan peci hitam, sementara siswa putri tampil anggun dengan busana muslimah yang sopan. Barisan siswa tampak tertib, membentuk kelompok besar yang memenuhi hampir seluruh halaman sekolah. Tak lama kemudian, acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an yang dilantunkan dengan suara merdu oleh salah satu siswa. Suasana menjadi hening, semua khidmat mendengarkan lantunan ayat suci yang mengawali kegiatan penuh makna ini. Setelah itu, dilanjutkan dengan sholawat bersama yang diiringi grup hadrah SMK PGRI 2 Ponorogo. Dentuman rebana berpadu
dengan suara merdu sholawat membuat hati bergetar dan menambah kekhusyukan acara.
Sambutan Kepala Sekolah
Setelah pembukaan, Kepala Sekolah menyampaikan sambutan. Dalam pidatonya, beliau menekankan bahwa peringatan Maulid Nabi bukan sekadar seremoni, melainkan momentum penting untuk memperbaiki diri. Rasulullah SAW adalah teladan terbaik, dan sebagai pelajar kita dituntut untuk meneladani akhlak beliau dalam kehidupan sehari hari—baik di rumah, sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Beliau juga mengingatkan bahwa di era modern seperti sekarang, generasi muda menghadapi banyak tantangan. Teknologi memang membawa kemudahan, tetapi jika tidak disikapi dengan bijak bisa menjadi bumerang. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menyeimbangkan kecerdasan intelektual dengan kecerdasan spiritual.

Tausiyah KH. Sujarwo, S.Sos
Puncak acara adalah tausiyah dari KH. Sujarwo, S.Sos, seorang tokoh agama yang sudah tidak asing
lagi di Ponorogo. Beliau menyampaikan ceramah dengan bahasa sederhana, penuh humor, namun
tetap sarat makna. Ada satu kutipan yang sangat membekas: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” Dari kalimat itu, KH. Sujarwo menjelaskan bahwa sehebat apapun seseorang dalam bidang ilmu atau pekerjaan, jika tidak disertai akhlak, maka semuanya akan sia-sia. Pesan ini terasa begitu relevan, terutama bagi kami para pelajar yang sedang menata masa depan.
Beliau juga memberikan nasihat agar para siswa tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik.
Nilai rapor yang bagus memang penting, tetapi lebih penting lagi adalah bagaimana kita bersikap
sehari-hari: menghormati guru, berbakti kepada orang tua, dan saling menghargai antar sesama
teman.
Tak lupa, beliau mengingatkan bahaya perilaku negatif yang marak di kalangan remaja, seperti perundungan, pergaulan bebas, dan penggunaan teknologi secara tidak sehat. Sebaliknya, beliau mendorong agar siswa memanfaatkan masa muda untuk belajar sungguh-sungguh, memperbanyak
ibadah, dan berbuat baik.

Antusiasme Siswa dan Guru
Acara ini diikuti oleh ribuan siswa dari berbagai jurusan yang ada di SMK PGRI 2 Ponorogo. Meski
jumlahnya banyak, suasana tetap tertib. Semua duduk lesehan dengan rapi, mendengarkan tausiyah
dengan penuh perhatian. Sesekali terdengar tepuk tangan meriah saat KH. Sujarwo menyampaikan
humor yang menyegarkan. Para guru juga tidak kalah antusias. Mereka duduk di barisan depan, mendampingi siswa dengan wajah penuh kebanggaan. Momen ini benar-benar memperlihatkan bagaimana hubungan guru dan siswa tidak hanya sebatas pengajaran di kelas, tetapi juga terjalin dalam ikatan spiritual yang hangat. Selain itu, dekorasi panggung juga menambah suasana meriah. Spanduk besar bertuliskan “Muludan SMK PGRI 2 Ponorogo” terpampang di belakang panggung. Hiasan bunga warna-warni dan gantungan hadiah kecil berupa snack membuat suasana semakin hidup.
Penulis : Yoga Andri Setiyawan | XII RPL 2



Post Comment